TRADISI BECEKAN DI KOTA PONOROGO
Jika
mendengar kata Ponorogo yang terlintas di pikiran pertama kali pasti adalah
“REYOG”, yaitu kesenian budaya tradisional asli dari Kota Ponorogo, Jawa Timur.
Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Mohammad Hatta, budaya adalah ciptaan
hidup dari suatu bangsa. Identitas suatu kota, bangsa atau negara bisa terlihat
dari budayanya. Namun lain daripada Kota Ponorogo yang sering dikenal dengan
sebutan Kota Reog atau Bumi Reog dan juga Kota Santri, Ponorogo juga memiliki ragam
budaya atau tradisi religi warisan leluhur yang masih dilestarikan hingga
sekarang. Salah satu diantaranya adalah tradisi becekan.
Becekan
adalah suatu kegiatan dan tradisi budaya pamrih masyarakat ketika mendatangi
keluarga, tetangga, saudara atau kenalan yang sedang memiliki hajat pernikahan,
khitanan atau lahiran biasanya dengan membawa dan memberikan bantuan berupa
bahan pokok makanan mentah seperti beras, gula, dan lain-lain. Tradisi ini juga
berlaku ketika kita silaturahmi kepada tetangga atau sanak saudara pada saat
hari raya 'idul fitri serta hari besar lainnya dengan mendatangi rumah
orang yang berumur lebih tua dari kita. Dan maksud dari pamrih itu sendiri
adalah seseorang yang memiliki hajat tersebut harus berkenan mengembalikan
bahan pokok makanan atau disebut dengan gawan tersebut kepada orang yang
memberinya ketika pemberi tersebut juga sedang memiliki hajat di lain waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar