Selasa, 16 Maret 2021

Mengambil Hikmah Ayat Al-Qur'an

 QS. Ali Imran : 139

 وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Artinya : 

         "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran :139)

          Tidak dibenarkan bagi kita sebagai manusia selalu memandang buruk dan mengecap pada diri kita sendiri sebagai manusia yang penuh akan kekurangan. Berfikir negatif pada diri sendiri itu sudah menandakan bahwa kurangnya rasa syukur kita kepada Yang Kuasa. Perlu kita ingat, kita diciptakan Allah sudah terbekali dengan akal pikiran. Sepatutnya kita layaknya makhluk itu bersyukur atas apa yang Allah kasih tanpa kita meminta. Ia menciptakan kita disertai akan kekurangan dan kelebihan, kelemahan dan kekuatan, kemudahan dan kesulitan di setiap masing-masingnya. Jadi bersabarlah, dengan seiring waktu kita akan mengerti bahwa kekurangan adalah motivasi terbesar dalam diri guna meningkatkan kualitas diri. 


QS. Al-Baqarah : 216

 كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٌ لَّـكُمۡ‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡ‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تُحِبُّوۡا  شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡن

Artinya :

          "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 216)

          Melalui ayat Al-Qur'an yang saya ambil diatas, hendaknya kita sebagai manusia itu bisa memahami bahwa hanya Allah lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Maka dari itu saya percaya, jika suatu saat atau bahkan sekarang kita tengah mendapatkan musibah, cobaan dan kesulitan, mengeluh itu boleh asal tidak pernah sedikitpun kita memiliki hasrat serta keinginan yang membuat kita beralasan untuk menyerah. Sebab baik buruknya Tuhan memberi kita ujian, tak lepas pula Allah sertakan kemudahan dibaliknya.


QS. Al-Baqarah : 286

     .....  ۗلَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ  

Artinya :

          "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya." (QS. Al-Baqarah : 286)  

          Dari ayat tersebut, saya menarik kesimpulan. Bahwa Allah memberi kita cobaan tidak diluar kemampuan kita, melainkan Ia memberi kita ujian setara dengan kemampuan kita dalam menghadapi segala sesuatu dalam hidup di dunia. Dan Allah juga menjanjikan pahala atas setiap kebaikan makhluk Nya, dan sebaliknya Ia juga akan memberikan siksa neraka Nya kepada makhluk Nya yang berbuat jahat dalam hidupnya.


QS. Yusuf : 87

يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ

Artinya :

          "Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (QS. Yusuf : 87)

          Pada ayat ini dijelaskan, bahwa kita sebagai manusia dan umat muslim diajarkan agar kita selalu percaya diri dalam hal apapun dan dilarang juga bagi kita berputus asa dalam mencari rahmat dan hidayah Allah SWT. Karena sifat putus asa ini merupakan sifat yang dimiliki oleh orang-orang kafir. Oleh sebab itu, kita sebagai makhlukNya harus menjauhi sifat putus asa ini dengan cara banyak-banyak kita berdoa dan berharap kepada Allah untuk meningkatkan kualitas pada diri kita.


QS. Al-Hadid : 4

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاۤءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَاۗ وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌۗ

Artinya :

         "Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid : 4)

          Pada dua kalimat terakhir dari ayat ini, saya mengambil sebuah pesan yang sangat inspiratif sebagai motivasi. Bahwa Allah itu selalu ada disamping kita, dari yang kita mendapat ujian, cobaan, kebahagiaan, musibah, dan sebagainya. Dia ada bersama kita dimana saja kita berada. Disisi lain dari hal itu, Allah juga senantiasa melihat segala perbuatan kita (manusia) dimanapun dan kapanpun kita berada. Ia mengawasi kita, mendengar dan mengetahui apapun yang manusia sembunyikan meski itu rahasia termasuk setiap yang bergerak dalam hati kita dan dosa kita. Jadi pada intinya, setiap hal dan segala apapun yang manusia kerjakan, Dia Tahu lagi Maha Tahu atas apa yang dikerjakan manusia.


QS. Ath-Thalaq : 3

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Artinya :

         "Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". (QS. Ath-Thalaq : 3)

           Kembali lagi bahwa manusia itu adalah milik Allah, maka Allah SWT lah yang memiliki kuasa untuk mengatur seluruh hamba Nya, dan sebagai orang mukmin maka wajib bagi kita untuk percaya bahwa segala sesuatu yang kita miliki sudah sesuai takaran dan sesuai dengan apa-apa yang kita butuhkan. 


QS. Al-Fusshilat : 34

وَلَا تَسۡتَوِى الۡحَسَنَةُ وَ لَا السَّيِّئَةُ ؕ اِدۡفَعۡ بِالَّتِىۡ هِىَ اَحۡسَنُ فَاِذَا الَّذِىۡ بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِىٌّ حَمِيۡمٌ

Artinya :

            "Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan an-tara kamu dan dia akan seperti teman yang setia". (QS. Al-Fusshilat : 34)

            Ayat ini menerangkan bahwa kebaikan yang diridhoi oleh Allah dan diberi pahala oleh Nya itu tidak sama dengan keburukan yang dibenci Nya dan orang yang melakukan keburukan tersebut pasti akan mendapat azab di akhirat kelak.       


Rabu, 10 Maret 2021

Peradaban Islam

Peradaban Islam

Peradaban Islam adalah salah satu matakuliah yang diajarkan oleh UIN Sunan Kalijaga dan menjadi matakuliah penciri universitas. Matakuliah ini akan mendiskusikan Sejarah Islam yang difokuskan kepada Peradaban Islam dari zaman turunnya Islam pertama kali di Mekkah dan Madinah. Kemudian Islam juga berkembang keluar dari Jazirah al-Arab sampai ke Penjuru dunia. 

Berikut link Kumpulan Inspirasi Qur’an dan Hadits oleh Mahasiswa-mahasiswi Peradaban Islam :

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1i11PGh7Fk1f4-pvkQfBKR-bCySA_5hlbZIcc7XCU2IU/edit?usp=sharing 

Postingan Artikel ini adalah kerjasama antara Blogger dan Pengampu Mata kuliah Peradaban Islam. 

Yogyakarta 1 Maret 2021

Senin, 08 Maret 2021

Essai Tradisi Becekan Kota Ponorogo

 

TRADISI BECEKAN DI KOTA PONOROGO

       Jika mendengar kata Ponorogo yang terlintas di pikiran pertama kali pasti adalah “REYOG”, yaitu kesenian budaya tradisional asli dari Kota Ponorogo, Jawa Timur. Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Mohammad Hatta, budaya adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Identitas suatu kota, bangsa atau negara bisa terlihat dari budayanya. Namun lain daripada Kota Ponorogo yang sering dikenal dengan sebutan Kota Reog atau Bumi Reog dan juga Kota Santri, Ponorogo juga memiliki ragam budaya atau tradisi religi warisan leluhur yang masih dilestarikan hingga sekarang. Salah satu diantaranya adalah tradisi becekan. 

      Becekan adalah suatu kegiatan dan tradisi budaya pamrih masyarakat ketika mendatangi keluarga, tetangga, saudara atau kenalan yang sedang memiliki hajat pernikahan, khitanan atau lahiran biasanya dengan membawa dan memberikan bantuan berupa bahan pokok makanan mentah seperti beras, gula, dan lain-lain. Tradisi ini juga berlaku ketika kita silaturahmi kepada tetangga atau sanak saudara pada saat hari raya 'idul fitri serta hari besar lainnya dengan mendatangi rumah orang yang berumur lebih tua dari kita. Dan maksud dari pamrih itu sendiri adalah seseorang yang memiliki hajat tersebut harus berkenan mengembalikan bahan pokok makanan atau disebut dengan gawan tersebut kepada orang yang memberinya ketika pemberi tersebut juga sedang memiliki hajat di lain waktu. 

  

Sabtu, 06 Maret 2021

USAI

Setiap cerita yang pernah ku buat

Langkah yang selalu ku ukir

Dan sukacita yang pernah ku rasakan

Tak serapuh ini, kala semua harus ku tinggalkan


Bukan maksudku tak merelakan

Tapi kini ku berpihak pada Tuhan

Jikalau seseorang bertemu dengan kisah

Disanalah kisah sirna, datanglah kenangan


Satu hal pula yang selalu ku ingat

Satu hal yang selalu ku jadikan pedoman untuk seseorang

Jagalah ia selagi ada

Hargai sebelum pergi

Karena terkadang semesta itu jahat

Mengambilnya darimu tanpa izin lagi permisi


Benar! 

Tak ada yang lebih menyakitkan memang

Tak ada yang lebih memilukan pada dunia ini,

Selain perpisahan juga kehilangan


Seberat apapun

Sesulit apapun

Yang datang pasti kan pergi 

Yang berawal pasti berakhir 

Dan yang memulai pasti akan selesai



Menjadi Perempuan Financial Independent

  Menjadi Perempuan Financial Independent Oleh: Ratna Dewi Amaliyah   Memang tak selalu kuat dan mampu mengatasi setiap masalah dengan...